“Murajaah Tiap Hari Sampai Mati”, ucap Kayla Nur Syahwa, hafizhah yang hafal 30 juz ketika ditanyakan apa kunci sukses untuk menghafal. Yap, begitulah sikap istiqamah yang ditunjukkan Kayla untuk menjaga hafalannya ketika menghadiri kegiatan Road Show Special Event Hafidz Cilik RCTI yang terselenggara atas kerjasama Baitul Maal Hidayatullah dengan SMPIT Pesantren Nururrahman pada Senin, 18 Maret 2024.
Acara bertajuk “Ramadhan Ceria dan Semangat Meneladani Al-Qur’an” dalam rangkaian Pesantren Ramadhan 1445 H kali ini terasa spesial. Sebab pembicara yang hadir selain memiliki hafalan yang sangat banyak, tapi juga memiliki keterbatasan indera penglihatan, yaitu Kayla Nur Syahwa, 8 Besar Hafidz Indonesia RCTI 2018 dengan didampingi Bunda tercinta.
Dalam kegiatan tersebut, Bunda Anha menceritakan tentang bagaimana proses Kayla yang memiliki keterbatasan penglihatan mampu menghafal Al-Qur’an sejak usia 7 tahun. “Kayla kan tunanetra nih, Kak. Jadi, Kayla menghafal Al-Qur’an-nya itu menggunakan metode pendengaran, yaitu audio,” ucap Bunda Anha. “Dalam sehari Kayla mendengarkan lantunan ayat suci Al-Quran sebanyak 1 juz setiap setelah shalat alias 5 juz sehari yang kemudian disetorkan kepada ayahnya,” tambahnya.
Ketika ditanyakan apakah Kayla pernah merasa jenuh atau bosan dengan aktivitas menghafal dan murajaah yang dilakukannya setiap hari, Kayla mengaku tidak pernah bosan sebab menjadikan murajaah sebagai hobi. Karena hobi, maka murajaah setiap hari menjadi hal yang sangat menyenangkan. Sebaliknya, kalau tidak murajaah justru Kayla merasa ada yang kosong dalam hatinya. “Jadi mottonya “Murajaah tiap hari sampai mati,” tandas Kayla.
Menurut Bunda Anha, sangat banyak keberkahan yang diperoleh Kayla dan keluarga dengan kemampuanya menghafal 30 juz Al-Qur’an diantaranya memberangkatkan keluarga ke tanah suci atas undangan Kerajaan Saudi Arabia. Dan kesempatan berharga lainnya adalah Kayla pernah diundang ke Brunei Darussalam dan menjadi tamu kehormatan Sultan Hassanah Bolkiah dalam acara Musabaqah Tilawatil Quran. “Alhamdulillah, Masya Allah dengan keberkahan Al-Qur’an, Kayla bisa jadi tamu kehormatan dari kerajaan dalam rangka acara Musabaqah Tilawatil Quran yang diselenggarakan di Brunei Darussalam. Sangat banyak keberkahan lain yang kalau diceritakan pasti akan membuat saya menangis,” ucap Bunda Anha berkaca-kaca penuh syukur.
Dalam kesempatan ini, Kayla menunjukkan kemampuan hafalannya dengan menyambung bacaan Al-Qur’an yang diajukan beberapa siswa. Dengan suaranya yang merdu, Kayla mampu membius seluruh siswa yang hadir termasuk ketika di awal acara memimpin bacaan Asmaul Husna secara bersama-sama. Dalam kesempatan tersebut Bunda Anha memberi tips menghafal Kayla, diantaranya yang paling utama yaitu berniat tulus menghafal karena Allah jadi bukan pengen pamer atau dikenal orang. “Jadi niatnya memang ingin menjadi penghafal Al-Qur’an bukan dorongan yang lain,” tegasnya.
Selain itu juga, untuk memudahkan hafalan maka kita harus mencintai Al-Qur’an dan menjadikan Al-Qur’an sebagai teman yang setia mendampingi. “Otomatis harus mencintai Al-Qur’an itu sendiri. Kalau kita tidak cintai, tidak dekat dengan Al-Qur’an, nggak mungkin kita jadi penghafal Al-Qur’an. Jadi kita harus cinta dulu, jadikan Al-Qur’an sebagai sahabat kita biar semakin kecintaan kita semakin erat dengan Al-Qur’an,” tambah Bunda Anha.
Dalam kesempatan tersebut, siswa/i SMPIT Pesantren Nururrahman juga menggalang donasi untuk mendukung salah satu program yang diinisasi Baitul Maal Hidayatullah (BMH) yaitu Tebar Sejuta Al-Qur’an. “Alhamdulillah donasi yang terkumpul dari orang tua dan siswa sebesar Rp. 11.510.000. Jazakallah khairul jaza, semoga Allah membalas kebaikan berlipat ganda kepada semuanya,” ucap Ust. Junaedi Sirad, S.Pd.I selaku PJ Pesantren Ramadhan yang secara langsung menyerahkan donasi kepada perwakilan Baitul Maal Hidayatullah.
Semoga kegiatan ini menjadi motivasi berlipat ganda bagi siswa/i SMPIT Pesantren Nururrahman untuk menjadi hafizh dan hafizhah, aamiin ya rabbal ‘alamin. (*)
Berita